Minggu, 03 April 2011

Sudahkah Kita Sukses?

Sudahkah Kita  Sukses?
By: Silvia Dwi
Tulisan ini terinspirasi dari Bapak Agus Wicaksono, Isa Alamsyah, dan kondisi masyarakat.
Apakah tujuan hidup kita wahai Kawan? Mungkin banyak yang akan menjawab, aku ingin sukses, aku ingin sekolah tinggi, kemudian kerja,kerja untuk makan, menikah, punya anak. Kemudian membesarkan anak, anak sekolah, kemudian kerja, kerja untuk makan, menikah, begitu seterusnya….Sesederhana itukah hidup kita, Kawan? Ibarat kita mengendarai mobil, terus melaju entah kemana, tak ada tujuan, berputar-putar, dan akhirnya kembali ke posisi semula. Padahal, telah banyak waktu dan harta(bensin) yang dikeluarkan. Hidup hanya dibawa mengalir begitu saja. Apakah Allah menciptakan kita sebagai khalifah di muka bumi itu hanya untuk menjalani kehidupan  yang sesederhana seperti itu?
Apakah kita hanya akan puas dengan kesuksesan dunia yang kita capai, Sobat? Tahukah kalian Sobat, bahwa kita telah ditunjuk Allah dengan berbagai kelebihan agar mampu menggapai apa yang disebut dengan sukses paripurna, sebuah istilah yang saya pinjam dari Bapak Agus Wicaksono, yakni sukses ketika berhadapan dengan Allah SWT. Apa itu sukses ketika berhadapan dengan Allah?
Hidup kita harus punya cita-cita. Adapun cara mewujudkan cita-cita itu adalah dengan kesanggupan yakni gabungan dari mimpi, niat dan kehendak. Cita-cita itu harus dilisankan, diikrarkan, sebagaimana ikrar Nabi Ibrahim untuk menjadi imam bagi manusia. Walaupun Allah tahu hati kita, tapi ikrar akan sebuah cita-cita mutlak diperlukan. Selanjutnya, berusaha sesuai dengan tuntutan dalam Alquran. Allah telah memberi petunjuk kepada kita dalam Kitab-Nya, sebagai pedoman hidup manusia, termasuk zakat dan sadaqah terhadap harta kita, karena di dalam harta kita terdapat hak-hak mereka. Setelah itu, kita buat sistem yang memudahkan usaha kita, dan doa serta bermunajat kepadanya.                                                                             
Adalah salah bila kita tidak boleh untuk sukses duniawi. Justru dengan sukses duniawi, kita punya peluang yang lebih besar untuk bermanfaat untuk orang lain.Sehingga, kita harus berusaha menjadi orang yang sukses di dunia dan di akhirat. Sukses itu adalah takdir Allah yang kita juga ikut berperan di dalamnya. Tentunya dari diri kita harus ada kemauan yang keras untuk sukses, bekerja dengan sungguh2 sesuai pedoman-Nya.  
Umat Islam di dunia ini banyak sekali. Namun banyak yang menjadi buih, tidak sukses, karena tidak bermanfaat untuk orang lain. Kebanyakan hanya menjadi khalifah untuk dirinya sendiri dan keluarganya. Hampir tidak pernah terpikir olehnya bagaimana membantu tetangganya yang miskin/fakir miskin, membantu anak yatim, dan makhluk ciptaan Allah lainnya.  Padahal, Sukses itu adalah memberikan manfaat yang seluas-luasnya kepada makhluk Allah khususnya manusia terutama manusia yang miskin.  Sehingga, tercapai sukses paripurna, yakni dunia akhirat.
Pernahkah kita terketuk hatinya melihat keluarga yang hanya bisa makan sehari sekali atau tidak punya makanan untuk dimakan hari itu. Pernahkah kita berpikir bagaimana kehidupan anak-anak jalanan yang begitu sulit. Sadarkah kita Sobat, bahwa kita tidak akan pernah sukses,  bila kita tidak pernah dekat dengan orang miskin. Karena sebaik-baik manusia adalah manusia yang memberi manfaat untuk orang lain. Mari kita berkontribusi bersama dimulai dari yang terdekat. Coba lihatlah, apakah tetangga kita kelaparan hari ini? Apakah anak yatim di sekitar kita bisa makan hari ini?Mari sobat, mari bersama-sama menjadi khalifah yang sesungguhnya. Mari mencapai sukses dengan menjadi manusia seutuhnya, yakni dapat member manfaat untuk orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar